Internal Link Menuju Artikel Itu Sendiri
Seingat saya, sejak lebih dari 1 dekade yang lalu, salah satu cara optimasi artikel agar meraih peringkat yang lebih baik di mesin pencari adalah dengan mengoptimalkan penggunaan internal link.
Namun, jika umumnya internal link disematkan pada salah satu postingan menuju halaman yang berbeda, banyak juga situs atau blog yang justru penerapannya malah menuju halaman itu sendiri.
Misalnya jika judul artikelnya adalah "Apa Itu Internal Link?", maka tautannya pun dibuat menuju halaman dengan judul tersebut (katakanlah) menggunakan anchor text berupa "Internal link adalah".
Ada yang menggunakan teks jangkar dalam kategori exact match dan ada juga penggunaan jenis anchor text yang bersifat partial.
Itu dulu.
Praktek menyisipkan internal link semacam ini jika dipikirkan kembali pada dasarnya gak masuk akal.
Dari sisi pengunjung, maka hal itu tidak membantu sama sekali. Dari perspektif SEO juga seolah menjadi sesuatu hal yang tidak perlu dilakukan.
Namun jika berdasarkan hasil penelusuran di Google, saya kadang masih sesekali menemukan postingan semacam itu dan menempati peringkat yang lebih baik.
Tidak jarang, artikel yang nge-link dirinya sendiri justru menempati rangking 3 teratas di halaman 1 Google.
Aneh, memang!
Tapi itulah realitanya meskipun kadang kita selalu pada titik menganggap bahwa algoritma Google itu sudah sangat canggih.
Dan seharusnya internal link semacam itu malah dianggap spam. Nyatanya tidak jika dalam proporsi yang sedikit.
Saya tidak mengatakan bahwa membuat internal link ke artikel itu sendiri adalah salah satu faktor yang bisa mengoptimalkan postingan ya.
Tapi lebih pada penggunaan anchor text yang diterapkan bisa saja akan sangat membantu karena mengandung kueri atau frasa yang ditargetkan untuk berkompetisi.
Tapi ingat, menggunakan internal link seperti ini juga cukup rawan juga untuk dianggap sebagai spam. Jadi jangan diterapkan pada seluruh halaman postingan.